Sabtu, 28 November 2009

ADAM

Berdasarkan kajian seputar peristiwa Isra� dan Mi�raj sebelumnya, maka disini penulis berpendapat bahwa Adam dan istrinya memang tidak berasal dari planet bumi yang kita diami ini. Saat Allah hendak menjadikan manusia sebagaii Khalifah dibumi, malaikat mengajukan pertanyaan kepada-Nya dengan menyatakan bahwa manusia hanya akan menumpahkan darah saja nantinya.
Hal ini cukup mengherankan bagi kita, dari mana para Malaikat itu tahu mengenai hal ini, padahal saat itu manusia belum lagi diciptakan Tuhan ? Jawaban yang paling masuk akal adalah bahwa sebelum itu sudah pernah ada generasi manusia-manusia yang memiliki beberapa perbedaan struktural phisik dengan kita; dan selama kurun waktu yang ada, mereka hanya sibuk berperang dan saling membunuh.
Jika tiba-tiba Tuhan menyebutkan Dia ingin menciptakan manusia jenis baru untuk menjadi Khalifah yang bertugas sebagai pengatur pemberdayaan sumber alam dibumi, tentunya ini bertentangan dengan pengetahuan yang sudah dikenal oleh para malaikat itu sebelumnya. Tetapi Allah menegaskan, Dia lebih mengetahui apa yang Dia inginkan dan Dia rencanakan.
Ingatlah, saat Tuhanmu berkata kepada para malaikat : �Aku bermaksud untuk menjadikan seorang khalifah dibumi !� ; Mereka bertanya : �Kenapa Engkau hendak menjadikan dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan didalamnya dan menumpahkan darah ? ;
Padahal kami selalu bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ? ; Dia menjawab : �Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa saja yang tidak kamu ketahui.� � Qs. 2 al-Baqarah : 30
Dari ilmu sejarah modern yang data-datanya diperoleh berdasar hasil penemuan arkeologi terkni kita bisa mengetahui bahwa bumi ini sudah diisi oleh makhluk sejenis manusia sejak lebih kurang 50.000 tahun yang lalu, akan tetapi manusia-manusia tersebut memiliki perbedaan yang mencolok dengan manusia modern yang disebut sebagai Homo Sapiens.
Beberapa contohnya seperti Homo Erektus yang fosilnya ditemukan di Trinil (Ngawi) tahun 1894 oleh Dr. Dubois, kemudian Homo Sapiens Reanderthalensis yang ditemukan dilembah Neanderthal pada tahun 1896, Cro-Magnon dan sebagainya.
Homo Sapiens Reanderthalensis misalnya memiliki wajah sangat menyeramkan, bertubuh pendek, tidak berdagu dan menonjol diatas matanya.
Saya berpendapat, manusia-manusia purba non Homo Sapiens inilah contoh kasus yang pernah disaksikan oleh para malaikat dan diajukan mereka sebagai bukti kepada Allah saat Dia hendak menciptakan manusia baru sebagai khalifah-Nya dibumi ini.
Dalam pemeriksaan arkeologi terhadap 41 lokasi yang berusia antara 1,8 juta hingga 10.000 tahun, Todd Surovell dari Universitas Wyoming menemukan bahwa hubungan antara manusia purba dengan gajah cocok dengan gelombang ekspansi populasi manusia.
Artinya, seiring dengan tumbuhnya populasi manusia di suatu tempat, maka jumlah gajah turun - pada beberapa kasus bahkan lenyap. Temuan tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa ekspansi geografis manusia purba mengakibatkan kepunahan lokal gajah. Berlebihnya perburuan mungkin menjadi penyebab utama hal ini, kata Surovell, namun pemecahan populasi dianggap membuat kondisi makin parah (sumber : Kompas Cyber Media, http://www.kompas.com/teknologi/news/0504/20/160606.htm, dalam rubrik Sains & Teknologi, Manusia purba ikut melenyapkan populasi gajah)

Jamal al-Nasir, Stories of The Prophets (www.DivineIslam.co.uk/DivineIslam/software/Prophets_Stories/) dalam komentarnya mengenai Adam dalam The Prophets of Almighty Allah, bahwa Ibn Qatadah dan Abdullah Ibn Umar menyatakan bahwa sebelum Allah menjadikan Adam dibumi ini, sudah ada penduduknya yang berasal dari kalangan Jin. Akan tetapi apa yang disampaikan oleh keduanya ini bukanlah perkataan langsung dari Nabi sendiri, bisa saja ini merupakan tafsir mereka mengenai ayat-ayat al-Qur�an yang membicarakan tentang Adam.
Untuk itu kita juga harus melakukan analisa dari hasil penemuan arkeologi modern seputar fosil-fosil manusia purba dan mencocokkannya dengan informasi yang disampaikan oleh al-Qur�an. Jika memang baru pada penciptaan Adam sajalah bumi ini dihuni oleh manusia, bagaimana kita menghubungkan Adam yang menurut al-Qur�an memiliki ilmu pengetahuan melebihi malaikat dengan manusia purba yang masih berkutat dengan jaman batunya ?
Dan Dia mengajarkan kepada Adam seluruh nama-nama, lalu mengemukakannya kepada para malaikat dan Dia berfirman :
�Jelaskanlah nama-nama benda itu kepada-Ku bila memang kalian orang-orang yang benar ?� ; Mereka menjawab:�Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami� ; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. � Qs. 2 al-Baqarah : 31-32

Memang al-Qur�an ada memberikan informasi bahwa Jin diciptakan lebih dahulu dari manusia namun konteksnya pada ayat tersebut hanya urutan penciptaan bukan dalam hal penempatan dibumi. Apalagi ayat al-Qur�an menceritakan dimana Jin dengan pemimpinnya yang bernama Iblis masih berada di Jannah saat Allah memerintahkan untuk bersujud kepada Adam, dan mereka baru keluar setelah diusir oleh Allah atas tindakan pembangkangan yang mereka lakukan.

Dan Kami telah menciptakan Jin sebelum Adam dari api yang sangat panas � Qs. 15 al-Hijr : 27
Tuhan berfirman : turunlah kamu dari sana, sebab tidak sepantasnya kamu berlaku sombong didalamnya; sungguh kamu termasuk kaum yang hina � Qs. 7 al-a�raaf : 13
Kehendak Allah untuk menjadikan Adam selaku manusia pengganti generasi sebelumnya dibumi kita ini dicetuskan kepada para Malaikat-Nya, dan apa yang dilakukan oleh Iblis dengan godaannya terhadap Adam justru sebagai alat yang menjadi sebab peristiwa penurunan Adam dari Jannah menjadi nyata dan inilah yang sebenarnya menjadi pertanda kesiapan Adam untuk memulai misi utamanya diplanet bumi kita.
Polemik pohon terlarang pada kisah Adam yang tercantum dalam al-Qur�an, telah mengundang perdebatan tiada henti dikalangan agamawan tradisional hingga ulama modern dan liberal sekarang ini. Berbagai pendapat telah menghiasi lembaran-lembaran halaman buku guna menyibak misteri pohon tersebut, mulai dari yang menyatakan bahwa pohon ini terdapat disurga yang berbeda dengan surganya orang-orang beriman kelak dihari kiamat hingga penafsiran pohon tersebut tidak lebih dari sekedar simbolitas kepatuhan dan keserakahan nafsu manusiawi Adam sudah menambah khasanah pengetahuan Islam.
Menarik bila kita melihat pendapat Nazwar Syamsu yang menggambarkan pohon larangan ini sebagai sebuah larangan persetubuhan Adam atas diri istrinya yang konon disebut-sebut bernama Hawa. (sumber : Nazwar Syamsu, Tauhid dan Logika, al-Qur�an tentang al-Insan, Ghalia Indonesia, Jakarta, Januari, 1983, hal. 201)
Disini Beliau menyebutkan bahwa arti kata Syajarah tidaklah harus diterjemahkan sebagai Pohon, namun bisa dianalogikan dengan pertumbuhan atau perkembangbiakan.
Nazwar Syamsu juga mengkritik para penafsir Qur�an yang hanya memakai kamus bahasa Arab tradisional yang disusun berdasarkan pengetahuan dan peradaban sesuai jaman yang berlaku kala itu, padahal menurutnya al-Qur�an harus bisa dipahami dan diterjemahkan kedalam konteks dunia modern dan seyogyanya pola penafsiran kitab sucipun harus mengalami perkembangan.
Uniknya, Nazwar Syamsu bukanlah orang pertama yang memberikan penafsiran kata Syajaratu sebagai larangan melakukan hubungan seksual antara Adam dan istinya, Dr. M. Quraish Shihab menulis dalam salah satu bukunya (yaitu Membumikan al-Qur�an, Penerbit Mizan, Bandung, Oktober 1992, hal 98) bahwa jauh sebelum itu, Dr. Mustafa Mahmud juga memberikan penafsiran yang serupa.
Bagi penulis sendiri, baik Nazwar Syamsu maupun Mustafa Mahmud sekalipun tafsir keduanya dianggap telah menyalahi kaidah bahasa yang berlaku, namun pendapat mereka bisa kita pahami secara global dengan menghubungkan semua rangkaian cerita yang ada seputar Adam didalam al-Qur�an.
Dan Kami katakan : Hai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di Jannah itu dan makanlah daripadanya sepuas apa yang engkau kehendaki, dan janganlah mendekati Syajarah ini, jika itu kamu lakukan maka kamu akan termasuk orang yang zalim. � Qs. 2 al-Baqarah : 35
Hai Adam ! Tinggallah engkau dan istrimu di Jannah itu, makanlah yang mana saja engkau sukai, dan janganlah mendekati Syajarah ini, maka kamu akan termasuk orang zalim. � Qs. 7 al-A�raaf : 19
Setan menggoda keduanya dengan bujuk-rayu, maka ketika keduanya merasakan Syajarah tersebut, tampaklah bagi keduanya tubuh mereka masing-masing, lalu segera menutupi diri dengan daun-daun Jannah. Dan Tuhan mereka menyeru kepada mereka : �Bukankah Aku mencegah kamu seputar Syajarah ? Dan telah Aku peringatkan kalian bahwa setan itu merupakan musuh yang nyata bagimu ! � Qs. al-A�raaf : 22
Sejak semula, Allah bermaksud menjadikan manusia modern atau Homo Sapiens bernama Adam sebagai Khalifah atau manusia baru menggantikan manusia generasi sebelumnya diplanet bumi kita ini. Rencana Allah yang diungkapkan didalam al-Qur�an ini tidaklah dimulai dari bumi ini sendiri, melainkan berada di Jannah, diseputar Sidratul Muntaha yang berlokasi diufuk yang tinggi.
Sebagai pertanda telah tibanya waktu penugasan Adam tersebut akan disertai oleh kemandirian dan kedewasaannya selaku manusia paripurna. Kedewasaan dan kemandirian seorang laki-laki pada umumnya mulai tampak sewaktu dia sudah berpikir untuk melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita. Disini secara bijaksana kita bisa melihat bahwa larangan Allah hanya bersifat temporari atau sementara, dan ini juga bentuk ujian pertama kepada Adam.
Jannah yang ada di Muntaha bukan tempat permanen bagi hidup Adam dan generasinya sebab Allah telah menentukan Bumi inilah tempat berdomisili Adam dan semua keturunannya, karena itu naluri meneruskan keturunan disana tidak akan sesuai dengan kehendak Allah.
Meskipun demikian, Allah tidak ingin rencana-Nya menjadikan Adam Khalifah dibumi berjalan melalui paksaan, karena itu Allah sebelumnya telah memberi pengarahan kepada Adam dan istrinya agar tidak mendekati perbuatan tersebut, namun manakala Adam akhirnya melanggar dengan perantaraan setan, Allah tidak serta merta memutuskan tali kasih-Nya dengan menjadikan perbuatan tersebut sebagai dosa yang menurun kepada anak-anak Adam, Allah hanya menilai Adam telah lalai dari seruan-Nya dan Dia memaafkannya.
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, namun ia lupa dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat
� Qs. 20 Thaha : 115
Saat Adam dan istrinya terpedaya oleh setan dengan melakukan perbuatan yang sudah dilarang Allah ini, mereka tersentak kaget dan langsung ingat bahwa mereka sudah melakukan sebuah kesalahan. Karena itu al-Qur�an melukiskan Adam dan istrinya dengan sigap mengambil daun-daun yang ada didalam Jannah tersebut guna menutupi aurat masing-masing karena rasa malunya dan langsung memohon ampunan.
Keduanya berkata : Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri; dan jika Engkau tidak memberi ampunan serta rahmat kepada kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang selalu merugi. - Qs. 7 al-A�raaf : 23
Lalu Tuhannya memilihnya dan Dia menerima tobatnya dan memberikan petunjuk � Qs. 20 Thaha : 122
Allah maha bijaksana, seluruh hukum dan ketetapan yang terjadi pada makhluk-makhlukNya berjalan sesuai rencana dan terjadi dengan logis, tanpa mengabaikan hukum sebab akibat. Isyarat bahwa Adam harus segera memulai tugas barunya memakmurkan bumi, menggantikan manusia purba sudah tiba.
Ini bukan hukuman dari Allah, tetapi justru suatu rahmat dan kehormatan bagi manusia yang sudah terpilih menjadi wakil Allah dibumi. Karena itu konsep dosa turunan tidak pernah dikenal didalam ajaran Islam.
Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari Jannah itu dan keluar dari keadaannya semula, lalu Kami berfirman :
�Turunlah kalian ! sebagian dari kamu akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Bagi kalian ada tempat kediaman dibumi serta kesenangan hidup sampai batas waktu yang sudah ditentukan.� � Qs. 2 al-Baqarah : 36
Istilah IHBITU atau turunlah adalah kalimah perintah, dan ini memiliki arti turun dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah, seperti dari gunung, dan juga dipakai dengan arti pindah dari satu tempat kesatu tempat yang lain. Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh Qur'an pada turunnya Nabi Nuh dari kapal kedaratan, jatuhnya batu dari tempat tinggi dan lain sebagainya.
Bagaimana dan dengan cara apa Adam diturunkan kebumi ini memang tidak dijelaskan lagi oleh Allah didalam al-Qur�an, namun bisa saja hal yang sama seperti kejadian pada Nabi Yehezkiel dan Nabi Muhammad juga terjadi pada diri Adam dan istrinya. Artinya, Adam dan istrinya diberangkatkan dari Jannah kebumi ini dengan suatu kendaraan antariksa sejenis Buraq.
Ketika mereka tiba diplanet bumi kita ini, kendaraan mereka itu dikandaskan oleh Allah disuatu tempat sehingga terpisahlah Adam dan istrinya untuk sekian lamanya sehingga akhirnya mereka kembali berjumpa di padang Arafah, berjarak 25 Km dari kota Mekkah dan 18 Km dari Mina. (Arti dari Arafah sendiri adalah pertemuan).
Mereka didaratkan terpisah oleh Allah sebagai pelajaran untuk mereka berdua agar dapat belajar mengendalikan hawa nafsu mereka masing-masing sekaligus memberikan kesempatan kepada Adam dan istrinya untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya dibumi ini yang tidak jauh berbeda dengan keadaan sewaktu mereka masih di Jannah.
Hal ini dapat kita selami dari lamanya waktu mereka berpisah begitu mereka diturunkan dibumi dari Jannah sehingga menurut salah satu riwayat berjarak sekitar 200 tahunan (sumber : Drs. H. Abujamin Roham, Aku Pergi Haji, Penerbit Media Da�wah, Jakarta, 1994, hal 134).
Mungkin kita menganggapnya tidak masuk akal, namun kita bisa mengkorelasikan kejadian ini dengan usia Nabi Nuh yang menurut al-Qur�an lamanya beliau tinggal bersama umatnya 950 tahun.(Lihat surah 29 al-�Ankabut : 14) Juga usia ashabul Kahfi ketika tertidur didalam gua selama 309 tahun.(Lihat surah 18 al-Kahfi : 25)
NAZWAR SAMSU :FROM islamic.xtgem.com

Minggu, 03 Mei 2009

Bintang Bethlehem

Bintang Bethlehem

Rahasia Bintang BethlehemSETIAP
tanggal 25 Desember, umat Nasrani memperingati hari kelahiran Yesus sang Isa
al-Masih. Injil menyebutkan, kelahirannya ditandai sebuah bintang- dikenal
sebagai Bintang Bethlehem-yang menunjukkan tempat kelahiran Al-Masih di Kota
Bethlehem (Bait al-Lahm) yang berarti kota kelahiran.

NAMUN, keberadaan Bintang Bethlehem sampai saat ini masih menjadi misteri, sehingga manusia
terus berupaya mengungkapnya. Sebenarnya dengan mengetahui tanggal kelahiran Yesus sang Isa al-Masih
misteri bisa diungkap. Sayangnya, tanggal dan hari kelahiran Al-Masih juga masih teka-teki.

Dengan menganggap Bintang Bethlehem sebagai fenomena alam, pengetahuan astronomi yang berkembang saat ini memungkinkan untuk mereka-ulang fenomena langit yang telah terjadi. Hal ini karena penampakan benda-benda di langit umumnya periodik dan mempunyai keteraturan.

Dalam Injil Mathius disebutkan bahwa Al-Masih lahir pada masa Raja Herodes yang menurut ahli sejarah meninggal sekitar 4 SM. Ini berarti kelahiran Al-Masih terjadi sebelum atau tepat tahun 4M.

Dari Injil yang sama, diketahui paling tidak ada sembilan syarat yang harus dipenuhi oleh benda langit untuk disebut sebagai Bintang Bethlehem. Kesembilan ciri tersebut adalah, obyek mengabarkan kelahiran, mengisyaratkan kerajaan atau keagungan, ada kaitan sejarah dengan bangsa Yahudi, terlihat terbit di arah timur oleh orang-orang Majus, penampakan bintang selalu berpindah, penampakan bertahan selama beberapa waktu, terlihat mendahului orang- orang Majus ketika mereka berangkat menuju Bethlehem di arah selatan, berhenti saat orang-orang Majus berada Kota Bethlehem, dan Herodes tidak mengenalinya.

Kandidat meteor

Dengan berbagai persyaratan itulah astronom bekerja mencari Bintang Bethlehem. Maka, pertanyaan berikutnya adalah, mungkinkah Bintang Bethlehem sebuah meteor?

Meteor adalah kilatan cahaya di langit yang terjadi ketika debu-debu angkasa memasuki atmosfer Bumi dan terbakar. Umumnya meteor yang dilihat hanya seukuran pasir dan akan habis terbakar di atmosfer.

Untuk dapat menjadi Bintang Bethlehem, meteor yang dilihat oleh orang-orang Majus harus muncul di arah timur. Selain itu harus ada meteor lain pada waktu yang berbeda, yang bergerak mendahului orang-orang Majus saat menuju Bethlehem dari Jerusalem dan kemudian berhenti di atas kota kelahiran Al-Masih itu.

Memang kemunculan meteor dapat dari arah mana pun dilihat dari muka Bumi. Penampakannya juga kurang lebih satu detik, meski ada pula meteor besar yang disebut sebagai fireball dengan kecermelangan, seperti Planet Venus, dan dapat bertahan beberapa detik sambil meninggalkan jejak asap di belakangnya.

Penampilan meteor tampaknya sesuai dengan penggambaran di atas, namun durasinya yang singkat membuatnya sukar dikesani sebagai “diam” di atas Kota Bethlehem oleh orang-orang Majus. Bila dikaitkan dengan tradisi, penampakan meteor tidak pernah dianggap sebagai pertanda kelahiran calon pemimpin.

Nova dan supernova

Bagaimana dengan nova atau supernova? Nova, berasal dari Nova Stella yang berarti bintang baru, merupakan bintang yang cahayanya menjadi sangat terang secara tiba-tiba.

Sebenarnya bintang ini sudah ada sebelumnya, hanya saja tidak menarik perhatian karena teramat lemah cahayanya. Kini diketahui nova adalah bintang meledak. Terang cahaya nova bisa 50.000 kali lebih terang daripada Matahari dan mampu bertahan hingga berbulan-bulan sebelum akhirnya meredup kembali.

Peristiwa supernova jauh lebih dahsyat daripada nova. Bintang yang meledak bisa miliaran kali lebih terang daripada sebelumnya. Catatan astronomi menunjukkan, sejak penemuan teleskop tahun 1610 hingga kini, belum ditemukan supernova dalam galaksi kita, Bima Sakti.

Supernova terakhir di Bima Sakti ditemukan tahun 1054 (dicatat oleh astronom Cina dan Jepang), 1572 (diamati oleh Tycho Brahe, astronom Denmark), dan 1604 (diamati oleh Kepler).

Dalam catatan astronomi Cina kuno tidak ditemukan supernova pada sekitar 5 SM, hanya sebuah nova pada sekitar tanggal 10 Maret-27 April pada tahun yang sama di rasi Capricornus (Kambing Laut). Nova ini bisa jadi yang dimaksud oleh orang-orang Majus sebagai bintang yang mereka lihat terbit di timur.

Sayangnya, Nova, seperti bintang-bintang lainnya, posisinya relatif tetap dan tidak akan tampak bergerak. Selain itu, penampakan nova di langit malam akan membuatnya menjadi obyek yang mencolok dan mudah dikenali, sehingga semestinya Herodes juga mengetahuinya.

Komet

Teori lain menyebutkan bahwa penampakan bintang di rasi Capricornus tersebut adalah komet. Meskipun manuver yang diperlukan dalam syarat Bintang Bethlehem dipenuhi bintang berekor ini, sayangnya dalam berbagai budaya komet identik dengan pertanda buruk atau bencana. Jadi, komet juga tidak mungkin sebagai Bintang Bethlehem.

Konjungsi Jupiter-Saturnus

Mungkinkah bintang tersebut adalah planet-planet dengan konfigurasi tertentu? Penelusuran jauh ke belakang membawa pada peristiwa konjungsi antara dua planet raksasa di Tata Surya, Jupiter dan Saturnus, yang dimulai Mei 7 SM di rasi Pisces (Ikan).

Peristiwa konjungsi terjadi bila dua atau lebih obyek langit terlihat berdekatan di angkasa. Gerhana Matahari total adalah salah satu contoh peristiwa konjungsi Bulan-Matahari yang spektakuler.

Yang membuat konjungsi pada tahun tersebut menjadi menarik adalah kejadiannya yang tidak hanya satu kali, melainkan tiga kali. Peristiwanya sendiri sudah diprediksikan dalam Almanak Sippur yang ditulis pada 17 SM atau 10 tahun sebelumnya.

Konjungsi pertama antara Jupiter-Saturnus terjadi pada 29 Mei 7 SM di rasi Pisces, yang dalam astrologi dikaitkan dengan Bani Israel. Jupiter dan Saturnus pada tanggal di atas, dari wilayah Jerusalem, muncul setelah lewat tengah malam sehingga akan terlihat di arah timur sebelum Matahari terbit.

Empat bulan berikutnya, tepatnya 1 Oktober 7 SM, kembali terjadi konjungsi Jupiter dan Saturnus. Kali ini kedua planet terbit beriringan di timur pada saat Matahari terbenam sehingga akan teramati sepanjang malam.

Jupiter (magnitudo: -2,9) dan Saturnus (magnitudo: +0,2) yang tampak berdekatan di langit akan dikesani oleh mata telanjang sebagai sebuah bintang yang cemerlang. Sangat dimungkinkan pertanda inilah yang mendorong orang-orang Majus memulai perjalanan mereka ke Jerusalem, sesuai ucapan mereka ketika menjumpai Raja Herodes, “Kami telah melihat bintang-Nya di timur…” (Matius 2:2).

Perjalanannya dari timur Jerusalem, sehingga sangat dimungkinkan orang-orang Majus ini berasal dari wilayah Babilonia yang memang berada di sebelah timur kota ini. Sangat mungkin pula mereka adalah ahli perbintangan yang dihormati, mengingat Raja Herodes menaruh perhatian besar atas berita yang mereka bawa.

Posisi Jupiter yang terbit berlawanan dengan arah Matahari dan berada di rasi Pisces pada konjungsi kedua ini dikenal sebagai King Maker Formation, suatu pertanda bahwa raja baru akan dilahirkan. Ini seperti yang diutarakan para imam dan ahli Taurat kepada Raja Herodes, bahwa Mesias akan dilahirkan di Bethlehem sebagaimana tertulis dalam kitab nabi (Matius 2:5).

Ketidaktahuan Raja Herodes perihal waktu kemunculan bintang tersebut juga dialami oleh para penggembala (Lukas 2:8-12). Peristiwa yang terjadi memang hanya melibatkan benda-benda langit yang lazim mereka jumpai, sehingga hanya ahli perbintangan (astrologi) seperti orang-orang Majus itulah yang memahami apa yang terjadi di langit.

Penuhi persyaratan

Sejauh ini enam syarat pertama dipenuhi oleh konjungsi Jupiter-Saturnus. Bagaimana dengan tiga syarat lainnya?

Dari Jerusalem, orang-orang Majus menuju ke Bethlehem di arah selatan, tempat Al-Masih dilahirkan. Mereka mengamati bahwa bintang yang awalnya mereka lihat di timur itu kini mendahului mereka dan berhenti di atas kota di mana Al-Masih berada (Matius 2:9).

Bahwa orang-orang Majus masih dapat melihat obyek yang sama dengan yang pertama kali mereka amati (konjungsi kedua, pada awal Oktober 7 SM), hal ini secara langsung menunjukkan bahwa penampakan obyek tersebut bertahan beberapa waktu.

Konjungsi ketiga Jupiter-Saturnus terjadi pada 5 Desember 7 SM. Posisi kedua planet pada konjungsi kali ini berada di sebelah selatan khatulistiwa langit, sehingga tidak mengherankan bila orang-orang Majus melihatnya sebagai bintang yang bergerak mendahului mereka di arah selatan.

Simulasi pemandangan langit juga menunjukkan bahwa keduanya mencapai zenit (titik tertinggi yang dapat dicapai dalam peredaran harian di bola langit) setelah terbenamnya Matahari. Bila orang-orang Majus dapat tiba di Bethlehem pada saat kedua planet mencapai zenit, tentunya mereka akan mendapati Jupiter dan Saturnus seolah-olah berhenti di atas kota Daud tersebut, sebab tidak mungkin lagi bagi Jupiter dan Saturnus untuk beranjak lebih tinggi.

Teori lain

Michael Molnar, astronom dari Rutgers University, berteori bahwa Bintang Bethlehem adalah okultasi Jupiter oleh Bulan. Peristiwa okultasi terjadi bila Bulan melintas di depan benda langit lainnya dan menutupinya untuk sementara waktu. Teori Molnar muncul setelah mempelajari sebuah koin yang berasal dari Antioch bertahun 13 M. Pada koin tersebut tergambar seekor domba jantan yang sedang memandang sebuah bintang terang di dekat bulan sabit.

Molnar menyimpulkan bahwa peristiwa okultasi memiliki makna yang besar bagi orang- orang zaman dulu. Penelusurannya ke masa silam menunjukkan dua peristiwa okultasi Jupiter oleh Bulan pada 6 SM yang dapat diamati dari kawasan Timur Tengah. Menghilangnya Jupiter di balik Bulan dan kemunculannya kembali beberapa saat kemudian, memberi pertanda pada orang- orang Majus perihal kelahiran seorang raja baru. Rasi tempat terjadinya peristiwa langit ini, Aries (domba jantan), dalam astrologi dikaitkan dengan wilayah Palestina.

Namun, keberatan muncul karena dalam teori konjungsi ada lebih dari satu obyek langit yang terlibat. Padahal, orang-orang Majus menyebut Bintang Bethlehem dalam bentuk tunggal.

Mungkin hakikat Bintang Bethlehem tidak akan benar- benar dipahami. Terkadang sebuah misteri lebih baik tetap menjadi misteri karena di baliknya tersimpan tanda-tanda kekuasaan-Nya.

Selamat merayakan Natal 2003 dan semoga kedamaian senantiasa ada di negeri ini.

Judhistira Aria Utama SSi, Himpunan Astronom Amatir Bandung (HAAB), Forum
Kajian Ilmu Falak “ZENITH”

Sumber: Kompas, Selasa, 23 Desember 2003

Selasa, 21 April 2009

ASTROSOFTWARE STELLARIUM 0.10.2

luar angkasa memiliki banyak misteri yang belum di pecahkan, di sana banyak benda2 angkasa yg memenuhi jagad raya nie, apakah km pengen tau?? caranya mudah tinggal pergi ke luar angkasa za, kwkwkwk.... mahal??? tentu saja, namun dapat di siasati dengan pergi ke planetarium
mungkin beberapa di antara kita pernah da yg ke planetarium, tapi bagi yg d sekitar tempat tinggalnya tidak ada planetarium pasti kesulitan untuk tahu luar angkasa, jika memang bener, saya akan beritahu tipsnya, dengan cara menginstal STELLARIUM 0.10.2
aplikasi ini merupakan open sourceplanetarium, yang biasanya di tampilkan pada proyektor.
apli kasi nie merupakan tiruan dari dari langit yg sebenernya, dan dapat dilihat langsung dari layar monitor anda.
...
aplikasi ini menampilkan langit yang realistik pada bentuk 3D, layaknya melihat dengan mata telanjang, kita cuma perlu melakukan konfigurasi koordinat dan dengan segera akan didapati planetarium pribadi pada layar kita, kita juga bisa melakukan zoom dan penyesuaian terhadap tampilan objek dalam stellarium. jadi aplikasi ini cocok sekali bagi pelajar seperti saya terutama siswa program IPA.
bagi yang berminat bisa di download di www.stellarium.com